Laman

Minggu, 23 Juni 2013

Kisah Bimasakti: Venus dan Sirius



Disuatu hari dalam masa yang sangat panjang ada sebuah Planet yang benama “Venus”. Venus adalah pujaan dari semua planet, dia adalah dewi di Bimasakti ini. Yupiter sangat mencintai Venus tetapi Venus tidak pernah mencintai Yupiter walaupun dia adalah dewa di Bimasakti. Venus yang cantik hanya memuja satu bintang yaitu “Sirius”. Ya, dia adalah bintang yang paling bersinar dibandingkan semua bintang. Tetapi Venus hanya bisa berharap dan dia tahu bahwa itu tidak akan menjadi sebuah kenyataan.
            “Aku hanya memuja Sirius. Dia adalah bintangku. Andaikan suatu hari ada sebuah keajaiban yang mempertemukan kita berdua dalam orbit yang sama.”
            Orbit Venus dan Sirius sangatlah berbeda jauh. Jarak yang ada diantara mereka adalah 3.600 juta tahun cahaya dan orbit tidak akan bisa berubah, itulah kententuan dari langit ini. Tidak ada satu pun planet yang bisa menakhlukan hati Venus. Dia telah dibutakan oleh cintanya kepada bintang yang paling terang itu.
            “Mengapa engkau sangat memuja Sirius?” Ucap Saturnus.
            “Dia sangatlah indah, cahaya biru yang mengelilinginya membuat siapa pun akan tunduk kepadanya. Tidak peduli langit ingin berkata apa tetapi aku benar-benar telah jatuh ke tangan Sirius.” Venus berbicara dengan penuh harap.
            “Engkau seharusnya bisa menyadari bahwa semua itu hanyalah khayalan yang tidak akan bisa dikabulkan oleh langit. Ingat! Orbit kita sangatlah jauh. Aku hanya tidak ingin engkau terlalu lama bermimpi, Venus.”
            “Aku yakin suatu saat nanti keajaiban akan datang dan mendekatkan aku dengan Sirius. Aku akan berotasi dan berevolusi dengannya.”
            Keteguhan mimpi Venus untuk tetap memuja Sirius tetap berlanjut. Semua meteoroid di Bimasakti sangat gentar membicarakan mimpi Sang Dewi Pujaan, mereka sangat simpati sekali karena langit tidak akan pernah berubah dan Venus tidak akan bisa mendekati Sirius. Saat pertama kali Venus diciptakan, dia sudah menjadi sebuah cahaya di Bimasakti dan merupakan bagian inti dari Tata Surya ini. Sang Surya pun sangat menyayangi Venus dan itulah hal yang tidak pernah Venus ketahui. Mata dan hati dia telah tertutupi oleh pujiaannya kepada Sirius. Inilah hal yang sangat disayangkan oleh langit, mimpi telah membuat dia benar-benar buta dan tuli.
            Mars sempat mendengar pembicaraan langit yang ditegurkan kepada Venus. Dia berusaha membantu Venus untuk mencapai Sirius walaupun rencana yang ia usulkan bisa membahayakan keberadaan Venus.
            “Venus, apakah engkau ingin mencapai Sirius?”
            “Ya, aku sangat ingin bersamanya.” Venus hanya memandangi pujaannya tanpa melihat kepada Mars.
            “Aku mempunyai cara agar engkau bisa mencapai bintang pujaanmu itu” Mars berkata dengan sangat pelan karena ia takut meteoroid akan mendengarnya.
            “Hah? Cepat katakana kepadaku! Apa yang harus aku lakukan untuk mencapai Sirius?” Venus benar-benar sangat penasaran mendengar perkatan Mars.
            “Suatu saat nanti langit akan menjadi gila dan disaat langit menjadi gila engkau harus mendekati lubang hitam.”
            “Apa? Tapi bukankah yang masuk ke dalam lubang hitam itu akan menjadi hancur dan tak akan kembali lagi kesini?”
            “Semua pendapat itu masih janggal. Aku mendengar berita ini dari langit, bahwa siapa saja yang mendekati lubang hitam akan terbawa ke dimensi lain dimana ia ingin berada, aku pun sedikit bimbang.”
            “Baiklah aku akan mencoba itu.” Venus tidak memikirkan hal itu beberapa kali karena cinta telah membutakannya dan menjadikan ia mengambil tindakan yang sangat gegabah.
            “Tapi aku takut jika pendapat lain benar, bahwa siapa saja yang mendekati lubang hitam ia akan musnah dan tidak akan kembali lagi.” Mars sangat menakutkan hal tersebut walaupun Venus bukan teman baiknya tetapi jika jagad raya ini tidak beraturan pasti langit akan sangat marah.
            “Tidak. Aku sidah sangat yakin untuk mengambil keputusan ini.” Venus sangat kokoh akan pendiriannya.
            Waktu pun berlalu dengan begitu lambat dan Venus masih menunggu masa dimana langit akan menjadi gila. Ya, mimpinya sangat benar-benar telah menjadi racun dalam nebulanya. Venus sangat sabar menantikan masa-masa dimana ia akan bertemu dengan Sirius, semua mimpi gilanya itu membuat hati ia begitu kokoh dan sangat susah untuk luntur.
            Berjuata-juta tahun telah berlalu, namun Venus masih sabar untuk menantikan keajaiban itu terjadi. Setiap waktu matanya tidak akan luput dari pujaannya, dan setiap waktu selalu hal itulah yang sering ia lakukan. Sang Surya sering memperhatikan Venus dari jauh, intensitas cahaya yang selalu diberikan oleh Sang Surya tetap tidak bisa menganggu pandangannya itu.
            “Andai suatu hari dia bisa melihat terus kearahku.” Sang Surya hanya bisa mengucapkan itu di dalam hatinya.
            Tiab-tiba disaat gerhana matahari terjadi, semua orbit menjadi pecah. Meteoroid saling bertabrakan dan membuat ledakan yang sangat dahsyat. Inilah saat-saat yang sangat dinantikan Venus walaupun ia sangat kaget akan situasi ini karena Bimasakti sangat tidak beraturan tetapi niat Venus sudah bulat untuk meninggalkan orbitnya.
            “Selamat tinggal semuanya. Aku akan tinggal bersama mimpiku”
            Venus mendekatkan orbitnya kepada lubang hitam, sehingga semua partikel yang ada di dalam Venus menjadi terpecah dan terbentuklah ia menjadi sebuah nebula.Ini sama halnya waktu pertama kali ia diciptakan tetapi bedanya untuk sekarang ia akan hidup di orbit yang lain dengan Sirius yang akan selalu ada didekatnya.Ternyata yang dikatakan oleh Mars adalah benar, bahwa Venus hidup dilangit yang lain dan inilah yang disebut “Kelahiran kedua”.
            Saat pertama Venus terbentuk, Sirius hanya memandanginya dan mencoba bertanya-tanya mengapa tiba-tiba bintang cantik ini terbentuk. Sirius sangat terpesona akan sosok Venus walaupun ia baru terbentuk dari nebulanya saja tetapi kecantikan yang dipancarkan oleh aura sang dewi ini sangatlah memikat hati Sirius. Venus belum bisa berbicara apa-apa karena ia masih berbentuk nebula tetapi intensitas cahaya yang dimiliki bintang biru ini sangatlah panas sehingga mempercepat rotasi Sang Dewi.
            “Sirius …” Venus sangat terpana dengan rasa tidak percaya bahwa mimpinya telah menjadi sebuah kenyataan.
            “Siapakah engkau?” Sirius menyembunyikan rasa kagumnya kepada Sang Dewi.
            “Aku adalah Venus, aku datang dengan orbit baru untuk mendekatimu, Sirius.”
            “Untuk mendekatiku? Aku adalah bintang terbesar di jagad raya ini, sangat mulia sekali tindakanmu untuk datang dengan orbitmu hanya untuk ada di dekatku.”
            “Sudah lama sekali aku menantikan hal ini. Aku hanya ingin di dekatmu dan memandangmu dari dekat dengan orbit yang aku punya sekarang.”
            Venus benar-benar masih tidak percaya dengan semua hal yang telah terjadi. Sang Dewi benar-benar telah dibutakan oleh rasa cintanya. Ia tidak pernah sadar bahwa di langit sana sangat banyak yang kehilangan dan ia telah mengingkari garis hidup yang diberikan oleh Sang Pencipta.
            Sirius benar-benar terpesona oleh sosok Venus karena ia sangat berbeda dari yang lainnya. Walaupun Venus sangatlah kecil tetapi kecantikan dan auranya telah memikat hati sanga pujaan hatinya. Tidak ada yang menjadi sebuah halangan diantara hati mereka berdua karena impian Venus telah tercapai. Walaupun tanpa ia sadari bagian didalam dirinya bisa hancur jiak orbitnya berdekatakan dengan Sirius. Cinta benar-benar tumbuh dihati Sang Dewi dan pujaannya.
Selang masa berlalu mereka sangatlah dekat dan bahkan hati mereka berdua sangatlah terikat. Suatu waktu Sirius menanyakan hal yang membuat Venus sangat bingung dan tidak tahu harus bagaiaman untuk menanggapinya.
            “Venus, apakah aku boleh menyentuhmu?”
            “Untuk apa? Aku tidak bisa terlalu dekat denganmu karena aku masih siap jika harus berotasi lebih cepat lagi.” Venus sangat kebingungan mendengar hal itu terucap dari mulut Sirius karena di Bimasakti ini belum pernah ada yang berani menyentuh Sang Dewi.
            “Aku hanya ingin lebih dekat denganmu, Venus”
            “Tapi aku takut, Sirius. Belum pernah ada yang berani untuk menyentuhku selama ini.”
            “Dan aku akan menjadi orang pertama yang menyentuhmu Venus. Bukankah aku adalah bintang pujaanmu dan engkau sampai berkorban untuk ada di orbit baru. Lantas apakah engkau menolak untuk lebih dekat denganku?” Sirius masih merayu Venus untuk tetap berada di dekatnya. Sirius benar-benar tergoda oleh sosok Venus padahal dia mengetahui jika Venus berada didekatnya maka partikel-partikel di dalam Venus akan hancur bahkan bisa saja Sang Dewi hancur dalam seketika.
            “Tidak adakah cara lain? Bagiku merasakan birunya cahaya darimu itu sudah cukup untuk mendekatkan kita.” Venus benar-benar tidak pernah memikirkan bahwa hal ini akan terjadi.
            “Ayolah, hanya ini satu-satunya cara untuk mendekatkan kita berdua”
            “Maaf Sirius tapi kali ini aku akan menolak ajakanmu.” Venus benar-benar tidak siap menerima ajakan Sirius entah mengapa hatinya sangat menolak untuk mendekati Sirius walaupun Venus belum tahu bahwa dirinya akan hancur jika berada sangat dekat dengan Sirius.
            “Jika engkau tidak ingin berada sangat dekat denganku, biarkanlah aku memberikan intensitas cahaya yang lebih besar kepadamu, apakah engkau mengizinkannya?” Sirius benar-benar tidak ingin kalah dari Venus.
            “Hmm … Baiklah tapi hanya itu saja kan? Tidak aka nada lebih daripada itu.”
            Venus sebenarnya sangat tidak siap untuk menerima semua cahaya yang diberikan oleh Sirius karena cahaya yang diberikan seperti biasa pun sangat membuat aura Venus memanas tapi ia sangat takut jika menolak ajakan Sirius. Venus benar-benar takut akan kehilangan bintang pujaannya ini padahal dia tidak sadar bahwa dia adalah dewi tercantik dan merupakan pujaan setiap dewa. Sirius pun memberikan Venus intensitas cahaya yang sangat besar dari biasanya sehingga Venus benar-benar merasa akan meledak sekarang tetapi ia harus menahan semua ini agar tidak menyinggung perasaan Sirius. Tetapi Venus benar-benar tidak bisa menahan panas yang terus ia rasakan.
            “Cukup Sirius!” Venus benar-benar kesakitan.
            “Mengapa?”
            “Aku benar-benar merasa ingin meledak.” Venus benar-benar ingin menangis karena ia takut dirinya akan hancur dan tiada.
            “Mungkin itu hanya firasat engkau.” Sirius berbohong kepada Venus padahal ia mengetahui hal yang sebenarnya.
            “Tidak! Sudah hentikan.” Venus benar-benar sangat gugup dan sedikit menjauh dari Sirius.
            “Ya sudah jika itu maumu!” Sirius pun memperkecil intensitas cahayanya.
            Sirius sangat merasa marah karena selama ini Venus selalu menuruti apa maunya. Sampai pada suatu waktu, kekecewaan besar pun terjadi. Semua pengorbanan yang dilakukan Venus selama ini hanyalah membuahkan hasil yang sia-sia. Ternyata dengan mengikari takdir semua ini akan sia-sia. Sirius ternyata adalah pasangan dari Vega. Venus baru mengetahui hal ini dari sebuah meteoroid yang membisikan kepadanya bahwa Sirius selama ini hanya membuat ia sebagai pelampiasan karena Vega sangat jarang untuk berdekatan orbit dengannya. Betapa kecewanya hati Venus. Dia telah salah langkah untuk mengambil sebuah keputusan. Penantian, mimpi dan pengorbanan hanya terbayar oleh pengkhianatan dan rasa sakit yang luar biasa. Sang Dewi benar-benar memutuskan untuk tidak bercahaya lagi dan meredupkan semua auranya karena betapa berat kenyataan yang telah terjadi. Dia sangat menyesali telah merelakan dirinya hingga hamper meledak dan bahkan hamper terbakar habis. Venus benar-benar hancur, ia berotasi sangat cepat dan melihat kesekitarnya dimana ia dulu berasal. Dia benar-benar ingin kembali kesana.
            “Seharusnya aku tahu dari awal bahwa aku hanyalah sebuah planet dan dia adalah sebuah bintang. Tidak mungkin kita saling berpasangan! Aku terlalu bodoh untuk selalu mendambakannya dan hampir meledak karena mendekatinya. Aku ingin kembali ke orbitku yang dulu!” Sang Dewi menangis dan sangat menyesal atas tindakan gegabahnya itu. Dia harap bisa pergi jauh dan mengingkari orbitnya seperti dahulu saat ia terlahir kembali disini.
            Sirius ternyata tidak memperdulikan Venus, ia malah sedang mengitari orbitnya bersama Vega. Ya, semua memiliki pasangannya masing-masing tanpa terkecuali Venus yang telah banyak dirugikan oleh pujaan hatinya. Kekecewaan Venus tidak bisa menyadarkan pengkhianatan yang telah Sirius lakukan. Sedangkan Venus sekarang hanya bisa berharap agar kembali kepada orbitnya yang semula. Tiba-tiba keajaiban pun datang menghampiri Sang Dewi yang sedang menangis itu. Langit benar-benar menempatkan dia kembali ke orbitnya yang dahulu. Betapa tidak percayanya Venus bahwa dia kembali ke tempat diamna ia pertama diciptakan.
            “Akhirnya aku kembali, aku benar-benar tidak akan bertindak gegabah lagi. Terima kasih langit.” Venus benar-benar senang dan sangat bersyukur sekali.
            “Engkau seharusnya berterimakasih kepada Sang Surya karena dialah yang meminta engkau untuk kembali ke orbitmu yang semula. Jangan pernah mengingkari semua garis hidupmu lagi, Venus. Masih beruntung engkau mempunyai bintang yang sangat menyayangimu di galaksi ini.” Langit berbicara kepada Venus.
            Venus benar-benar tidak percaya bahwa Sang Surya lah yang meminta agar dirinya kembali padahal pengkhianatan benar telah dilakukan oleh Venus kepada Sang Surya. Akhirnya Venus mengerti bahwa yang selama ini benar-benar mencintai dirinya adalah Sang Surya. Venus pun baru menyadari bahwa selama ini yang memberikan dia kehangatan adalah Sang Surya. Inilah akhir kisah dari Bimasakti dimana semua ketentuan telah diciptakan dan tidak ada yang bisa mengingkarinya. Venus tetap kembali kepada orbitnya yang semula dan melupakan bintang pujaannya itu, yang dia sadari sekarang bahwa dia adalah Sang Dewi yang harus tetap hidup diorbitnya dan setia berotasi serta berevolusi dengan Sang Surya.


Karya : Yuniasari Megandini
(cerita ini saya persembahkan untuk bintang biru yang jauh dari bimasakti ini sekarang)