Laman

Jumat, 28 Desember 2012

Bukan sebuah hal yang patut kamu ketahui

Hari ini sudah 16 tahun, 3 bulan dan 17 hari umurku
Langkahku sudah jauh
Jejak kakiku pun tak terlihat
Aku melepaskan pandang dan menatap dunia
Dan dunia selalu menitipkan cinta
Yang merupakan anugrah dari-Nya
Cinta yang tercipta dari gelitikan rintik-rintik hujan saat mega berdali
Tema hariku memang selalu 'Kamu'
Semua candaan kecil disaat kita bersama merupakan sapaan untuk hatiku yg resah
Semua aksara yg kamu lukis di lembar papyrusku
Semua sapaan harimu untukku
Semua sindiranmu lewat media itu
Itu adalah alasan yg membuat aku hidup sekarang
Dan sebenarnya kau tak perlu tahu bahwa hati ini berharap pada setiap celah-celah harimu
Karena itu tidak dapat merubah segalanya
Tidak juga untuk hatimu
Namun Tuhan itu adil untuk membuatku menjaga semua perasaan ini
Dan meninggalkan semua dunia hampaku dulu
Andai kata kau tahu bahwa semua rasa ini sulit terucapkan
Bahwa aku tak akan pernah bisa jujur tentang cinta ini dihadapanmu
Hatimu terlalu sukar dipahami
Dan akan tetap sulit kupahami

ketika malam bertanya

Andai kau tahu
Di detik ini aku menyanyikan lagu untukmu
Kukirimkan sejuta maafku
Untuk membayar sebagian dosaku
Kudengar dari reruntuhan angin itu
Bahwa kau masih ada disni
Walau tak utuh
Aku mengerti,
Aku paham,
Namun ini akan lebih baik jika aku bisu dan diam
Karena aku tak mau berjalan ke arahmu
Sungguh pilu jika harus merangkai dan menghapusnya lagi
Kau tak akan tahu aku
karena kau memandangku kelabu

petikan cita

Jalanku masih banyak tikungan
Tak sempat untuk menengok kebelakang
Aku masih harus berdiri
Walau kaki terpincang-pincang
Besar harapan yg kutanam di parerel imaji
Selalu membawa untuk memakan angin
Aku tahu, tak ada sebongkah berlian yg kutemukan
Namun aku membawa segenggam harapan
Yang dipetik dari kasturi di surga
Entah akhirnya dimana
Tapi tetap aku yakini
Bahwa aku akan bisa hadapi
Dan terbang jauh di langit-langit nan tinggi

jangan menangis adik, ini pelajaran untukmu

Adik,
Kita sama-sama dipetik tangis
Namun kita perlu kuatkan hati kita
Bahwa segalanya yg telah kembali kepada-Nya
Tak bisa bernyawa dua di dunia ini
Kakak tahu bahwa ini menyakitkan
Apalagi saat usiamu bertambah,
Dan ia tak ada disampingmu lagi
Adik,
Kakak juga menyesal dan bersedih
Hanya dalam interval pendek menjelang bertambahnya umur kakak
Beliau telah kembali kepangkuan-Nya
Tegarkanlah hatimu adik!
Panjatkan doa untuk beliau tenang di alam barzah
Karena kita tak mungkin meminta beliau kembali
Adik,
Ini sebuah pelajaran
Jikalau engkau mengabaikan seseorang,
Ingatlah ia tak akan bernafas selamanya
Untuk tetap selalu bersamamu dan disampingmu selamanya

Senin, 05 November 2012

Hal kecil untukmu

Semua orang menanti
Disaat kamu bersinar dan mengobarkan mimpi kembali
Disaat dirimu berubah menjadi kepingan harapan
Disaat setiap tawamu mampu untuk membuat bunga mekar kembali
Janganlah takut hey,
Aku dan mereka tetap disini
Kau tak akan sendiri
Dan tak ada hal yang patut kau sesali
Hanya lakukan perubah sedini mungkin
Agar kau tidak terlalu dalam saat terjatuh
Bangunlah!
Masih banyak jalan yang belum kau lihat
Cakrawala ini terbentang begitu luas
Akan kutunjukan padamu
Berdirilah!
Dari hal kecil yang kucoba untuk ungkapkan
Tegar kawan

Selasa, 30 Oktober 2012

Rahasia dibalik hujan

Semua selalu mengandung cerita
Termasuk nostalgia akan hujan
Setiap rintik yang jatuh di tubuhku
Seolah memaksa aku untuk terus menari di bawah hujan
Tak elok terlihat seperti kanak-kanak
Namun hujan memberikan langkah untuk setiap jalan yang buntu
Hujan adalah anugerah dari Yang Maha Kuasa
Untuk mengaliri setiap perasaan
Untuk mencairkan semua kobaran api
Dan teman untuk setiap inspirasi

Rabu, 15 Agustus 2012

Aku disini

Telah lama aku disini
Di dalam rotasi gurun pasir
Berteman fatamorgana yang selalu menjadi cerita
Namun ada seseorang datang
Dan itu kamu,
Disaat ada kamu duniaku tak terasa sepi
Namun kau selalu tarik ulur hatiku
Ya, memang kau tak kenal diriku
Aku yang selalu sukar untuk mencintai
Kini menemukan seseorang dan itu salah
Ya, aku relakan kamu dengan yang lain
Itu tak sulit namun sedikit terasa sesak
Hingga sepi menemukan duri untuk membunuhku
Dan ini takdiriku
Dengan hujan yang menemani sepiku

Aku tak akan kembali ke daratan

Untuk kesekian kalinya kamu menghilang entah kemana
Dan aku merasa sepi ketika diterjang badai
Aku mencoba jatuh kembali ke daratan
Dan mencoba tersenyum seperti biasanya
Walau tak ada satu pun yang tahu dimana hatiku
Aku menemukannya pada seseorang
Yang mampu membuatku bangkit
Yang mampu membuatku tersenyum
Dan mampu membuatku bersedih
Itu kamu,
Kucari dirimu dalam tawaan embun
Kutelusuri mimpi namun hanya kutemukan bayangmu
Jejakku semakin menipis
Aku takut tak akan bisa menemukanmu lagi di daratan ini
Ternyata kau bersembunyi di bawah pohon nan rindang
Namun aku tak bisa terus melangkah
Karena aku sadar bahwa kamu sedang mengejar dirinya
Dan aku bukanlah dirinya
Aku coba untuk mundur
Aku berlari kembali ke bulan
Walaupun sayapku rapuh karena terluka
Namun aku tak bisa lanjutkan langkahku di daratan ini
Aku seharusnya sadar bahwa tempatku bukan disini
Aku akan terus bersembunyi di bulan
Dan aku tak akan mencoba kembali ke daratan lagi
Karena kamu bukan untukku
Tak ada dayaku untuk mengejarmu
Ketika kulihat betapa besarnya cintamu kepadanya
Sayapku telah rapuh
Terluka oleh tangisan hatiku

Sebuah cara

Sering kali kau bertanya kepadaku
''Apa yg harus ku lakukan?''
Disaat hatimu jauh dari hatinya
Disaat dia menghindar darimu, kau selalu risau
Dia selalu berharga dihadapanmu
Karena aku mengerti apa yg kamu rasakan
Saat kau berkelana jauh dan memakan waktu dalam hitungan abad
Kau lelah dan singgah di dalam hatinya
Itulah yg aku rasakan sekarang
Saat aku menemukan dirimu
Aku mampu berlabuh untuk 3 tahun lamanya
Namun Tuhan selalu menguji hatiku
Disaat kau menjadi miliknya
Dan kau hanya sementara bermain dengan duniaku
Aku bisa ikhlas relakan kau dengan dirinya
Karena itulah caraku mencintai seseorang
Aku mencintaimu dengan cara membuat kau bahagia
Aku mencintaimu dengan cara membuatmu tersenyum
Aku mencintaimu dengan cara merelakan dirimu
Dan aku minta bertahanlah dengan dirinya
Cintai dirinya dengan sepenuh hati
Bahagialah kau dengan dirinya
Tuhan sedang memulai putaran kedua
Untuk menguji caraku ini
Dan aku masih bertahan
Aku akan selalu ada untukmu
Seperti malam yg selalu hadir untuk bulan dan bintang

Jumat, 10 Agustus 2012

Biar kamu yang tahu

Sebenarnya tak perlu ku umbar-umbar semua rasaku
Karena aku hanya ingin kamu mengerti sendiri
Entah berapa lamanya
Yang jelas lidahku selalu peluh untuk ungkap rasa yang ada
Kamu mampu membuat hidupku bewarna
Melepaskanku dari jeruji yang hampa
Itulah dirimu,
Yang kini bersemayam dalam hatiku
Yang selalu kunistai jika berkata denganku
Yang selalu kulukiskan dalam langit malamku
Aku tak akan berani berkata
Biar kamu yang tahu
Bahwa hati ini memanggilmu
Bahwa hati ini mencintaimu
Walau kau bukan milikku

Selasa, 07 Agustus 2012

Kamu dan kesendirianku

Malam ini aku sendiri,
Tak kudengar alunan syahdu yang mengisi kekosongan pada diriku
Entah dimana kamu sekarang
Aku benar-benar haus akan bayangmu
Tak kusangka aku berlabuh pada nirwana yang memiliki permaisurinya
Namun tak akan kuhancurkan semua itu
Karena aku hanya butuh kebiasaan yang sering kau lakukan kepadaku
Saat alunan syahdumu mengisi rentannya hatiku
Saat bayangmu mengagungi semua fikiranku
Saat aku mengucap namamu dipotongan sajadah
Indah bukan?
Itulah aku,
Tak ada benci
Namun ada kerinduan
Selalu kusebut namamu dalam sujudku
Karena kaulah orangnya
Yang mampu membuka labirin hatiku
Membuka mataku disaat malam sunyi
Namun entah apa yang berubah darimu
Aku hanya ingin mengatakan bahwa "Aku mencintaimu"
Jauh dari dusta yang kuucapkan di bibirku

07 Agustus 2012

Tak perlu kuhitung berminggu-minggu kebelakang
Saat kau masih ada untukku
Dan perhatianmu jatuh ditanganku
Itu membuatku mensabitkan bulan dilangit
Aku tak sepi,
Karena kamu ada disini
Tapi jika pada kenyataannya kini kamu jauh dari hatiku
Sungguh ingin selalu ku ulang semua kisah dan coretan noda masa lalu kita
Hitam dan birulah bagai malam dan siang
Yang perlu kau tahu aku sekarang kesepian
Namun aku pasti bisa merelakan
Semua yang telah hilang dan masih ada dihadapanku
Untuk kamu,
Selalu ku ucapkan salamku
Saat kutertidur dan saat kuterbangun
Agar bayangmu yang temani aku
Dalam detik kesendirianku

Kamis, 02 Agustus 2012

03 Agustus 2012

Sekarang, kamu berdiri dihadapanku
Kamu berbicara tentang bulan dan bintang
Aku terpaku
Namun aku salah karena kau bukan milikku
Hatiku memang berpaling darinya dan menemukan pelabuhan pada nirwanamu
Namun aku salah karena kau bukan untukku
Bukan juga untuk giliranku
Maaf jika kuberbohong di lidahku yang peluh
Karena aku tak mungkin jujur bahwa hati ini melihat kepadamu
Berpaling darinya memang bukan sesuatu yang mudah
Dan kaulah orangnya
Kutemukan orangnya
Seseorang yang bukan milikku

Rabu, 18 Juli 2012

Pesan untuk Adik

Menangislah sayang
Saat Ibu kita tak kunjung datang
Disudut kota kita menanti
Berbaur tirai mentari
Kita terlalu lama menanti disini
Menahan dahaga,
Ratusan detik,
Hingga ajal menanti
Tapi Ibu tak kunjung datang
Kita tetap bermain angan
Adik,
Bisakah kita terima fakta?
Ini bukan fiksi
Lihatlah dilangit itu
Ibu tersenyum
Namun bukan dipersimpangan jalan itu
Kibaran bendera kuning semu
Berserai tirai kelabu
Ibu telah pergi bagai kertas dilahap abu
Adik,
Kakak juga dipetik tangis
Kita tinggal dua di dunia ini
Tuhan telah memanggil Ibu pergi

Aku kembali Ayah

Lihatlah ayah,
Ini buah hatimu yang sudah bisa berjalan
Betapa keras hidup yang kuinjak dengan kaki telanjang
Tapi berbekalkan perisai hati
Aku bisa berdiri sampai disini

Sekarang aku kembali kepangkuanmu ayah
Tanpa air mata yang kau perlihatkan kepadaku
Sungguh matamu begitu kuat untuk menahan bah air mata
Tak kala masalah membumbui rasa di hidup kita
Kau menyuruhku berjalan walau aku terpincang-pincang
Aku tahu betapa kerasnya hidup yang engkau jalani
Hingga kau menjadikanku potret yang kuat
Dan kini aku kembali

Aku berbekalkan semua bintang yang kau titipkan
Aku kembali di gubuk yang dulu kita tempati
Tapi betapa haru suasana kini
Mengingat aku kembali saat engkau menghirup nafas terakhir kali
"Tak boleh menangis!"
Itulah bisikan asap kenangan ketika kita bersama
Aku takkan menangis dihadapan ragamu
Bah air mata ini aku kubur dalam hati
Kukecup keningmu untuk terakhir kali
Kuharap Tuhan menggenggammu di nirwananya
Dan kini buah hatimu sebatang kara
Di dunia yang berbakar bola api
Dan Ayah telah pergi

Aku akan menanti

Hatiku tak selalu bertepi
Hingga malam mengucap ''sunyi''
Mereka pun mengakui bahwa hampa ruang ini
Layak jemari yang tak bertulang
Rapuh,
Tak berdaya,
Itu terjadi saat kau pergi
Ilusiku merajai
Aku takut tertusuk dalam penantian nanti
Tak berdaya saat mataku haus akan hadirmu
Dan telingaku lemah mencari alunan syahdu yang terucap darimu
Esok hari atau lusa
Harapanku tak berganti
Terpaut oleh hadirmu yang harus kembali
Disisiku,
Ditidurku,
Bahkan disetiap kedipan mataku,
Aku mohon jangan jadikan sebuah perangai
Kembalilah jika angin mengantarmu kesini
Karena ''aku menantimu disini''

Dunia ini tak seperti Dunia itu

Apakah ini suatu jalan?
Dikala langkahku tersipu malu
Dan wajahku enggan tunjukan rautnya
Aku tak mengerti dan harus berakhir
Karena beribu jalan tak membentangkan mimpiku
Tapi harus aku sendiri yang tunjukan dimana langitku

Langit kita berbeda kawan
kau punya ribuan jalan tapi itu bukan jalanku
Bukan suatu perasaan yang tentukan jalan
Bukan cinta, sayang atau suka
Tapi hati dan fikiran kita yang tentukan maunya
Biarkan mereka berkesinambungan

Akhiri kawan,
Jangan bawa aku ke langitmu
Karena aku tak suka itu
Putihnya langitmu tetap saja bukan langitku
Biarkan aku kesana dan tuntun janlanku sendiri

Sampai disini kawan,
Kututurkan suratan hati dan fikiranku lewat goresan tinta ini
Kuharap kau memahami
Bahwa kita tak mungkin berjalan
Karena langitmu, mimpimu, dan jalanmu bukan seperti aku
Tapi kita telah tentukan masing-masing
Sejak kita terlahir dan mulai memilih jalan kita sendiri
Begitupun aku dan dirimu kawan

Janji untuk Ayah

Ketika aku mulai berjalan sendiri
Dan bisa kutengok ke belakang
''Hai nak ini ayahmu''
Ya, aku masih ingat itu
Ketika aku belajar naik sepeda roda dua
Dan ayah memaksaku untuk mengendarai sendiri
Aku terjatuh
Tapi ayah bersikukuh bahwa aku bisa

Ingatkah?
Ketika aku lelah karena nilaiku nol
Ayah memukulku karena aku menangis
Kata ayah aku harus tegar

Itu Ayah saat muda
Kini ayah sudah renta
Dan ingatkah janjiku ayah?
Aku akan ada disampingmu seperti saat kau disampingku
Seperti saat dahulu
Janjiku padamu
Bahwa aku harus bisa tegar walaupun kau akan di panggil Tuhan nanti
Seperti semua janji yg aku punya untukmu ayah

langit

Dilautan sudah terbentang khayal kita
Lebih indah jika dihiasi mega putih warnanya
Indah bukan?
Ketika aku temukan tempatku
dan kamu temukan tempatmu
Kita sudah sepakat kawan
Bahwa kita akan sama2 membangun sayap demi mencapai langit
Walau terpisahkan oleh poros dunia
Namun kawan, kini aku tak kecewa
Karena kau telah menggapai langitmu sendiri
Dan aku telah temukan langitku sendiri

Ketika Malam Bertanya

Andai kau tahu
Di detik ini aku menyanyikan lagu untukmu
Kukirimkan sejuta maafku
Untuk membayar sebagian dosaku
Kudengar dari reruntuhan angin itu
Bahwa kau masih ada disni
Walau tak utuh
Aku mengerti,
Aku paham,
Namun ini akan lebih baik jika aku bisu dan diam
Karena aku tak mau berjalan ke arahmu
Sungguh pilu jika harus merangkai dan menghapusnya lagi
Kau tak akan tahu aku
karena kau memandangku kelabu

Tak Ada

Kamu datang ditemani salju yg aku impikan
Lalu kau tawarkan aku oksigen untuk bernafas
Membuat hatiku berdebar
Layak detik dalam jarum jam
Kamu datang dengan wewangian
Sebagai hipnotis agar aku ada
Sangat sulit kuingkari bahwa detakan ini semakin terasa
Namun saat kau mulai menemani
Diantara tiga musim yg telah berganti
Tahukah kamu?
Ternyata detakan itu tak ada lagi
Entah mengapa
Saat kulihat kau pergi dengan sejuta angin
Tak kurasa perih
Mungkin aku bodoh
Bahwa rasa itu hanya tipuan semata
Yang sejujurnya hatiku tak berdetak
Yang sejujurnya hatiku hampa
Yang sebenarnya rasa itu tak ada
Yang sebenarnya kau hanya fatamorgana

Jika

Jika suatu saat kau bisa pinang aku disaat sang waktu mengizinkan
Aku pasti akan berkata ''Ya''
Jika suatu saat kau bisa menungguku untuk penantian yg lama
Aku pasti akan menunggu lebih lama darimu
Jika hatimu tulus dan hanya untukku
Aku pasti akan lebih tulus dan lebih mencintaimu
Jika engkau bisa menjagaku
Aku pasti takut kehilanganmu
Jika engkau sadar sebenarnya aku yg mencintaimu
Aku tak tahu siratan apa yg kau rasakan
Jika engkau sadar bahwa aku memandangmu
Aku tak tahu apa kau akan mencintaimu
Jika engkau tahu bahwa aku sangat berharap
Aku tak tahu apa kau akan pergi begitu saja
Jika esok, nanti dan seterusnya kau masih disini
Aku tak tahu apa kita masih bisa sedekat ini
Jika dan jika kita dipertemukan nanti
Aku tak yakin apa kau menjadikan aku sebagai debu atau mutiara di hatimu

Berlari

Hari ini aku masih berlari
Aku berlomba meraih mimpi
Dengan burung-burung yg terbang tinggi
Entah,
Aku merasa rapuh saat terjatuh
Namun selalu kucoba untuk berdiri
Dan jangan coba untuk menangis
Karena tangisan itu membuat aku terlarut
Sehingga aku berada jauh dari mimpiku
Tak ada yg melarang tentang khayalan anak kecil
Masa depan yg selalu didambakan bagai mendapatkan permen lolipop
Manis tanpa pahit
Aku masih berlari
Esok ataupun nanti
Langkahku selalu geli
Untuk berlari dan bermimpi

Bukan untuk Aku

Harus kuingkari
Karena kau tak pantas aku miliki
Kamu terlalu indah
Jika harus dimiliki oleh orang semacam diriku ini
Jalanmu begitu lurus
Dan kau berlari di depan mataku
Aku juga berlari
Namun tak secepat dirimu
Kita berdua sama-sama tersenyum
Namun senyumanmu bukan untuk diriku
Dan lebih baik aku tersenyum untuk diriku sendiri
Agar aku tak menghalangimu
Biar aku hindari rasa ini
Walau angin sukar dipahami

Begini adanya

Selalu kusapa angin
Walau angin sukar tuk dipahami
Dan aku tak akan selemah ini
Jika aku terus berlari
Namun aku tak bisa berlari
Aku ingin berjalan dengan sedikit langkah
Karena bintang menahanku disini
Aku ingin hidup dalam udara
Agar terbang semua pararel imajiku
Senyuman ini,
Bukan hanya sekedar senyuman untuk hatiku
Tapi untuk senyuman dikala kusapa bintang
Untuk sapaan dikala aku terjatuh
Kini aku hadir
Dengan lembaran baru menyambut kisahku

Rabu, 06 Juni 2012

Ketika hari itu

Di pagi hari itu
Tak secerah yang aku fikirkan
Namun matahari terbit dan kamu mulai tersadar dari mimpimu
Tak usah aku bermimpi
Karena kau ada di sekitar mataku
Kini bukan hanya alam yang menjadi bayangan pada rentina
Tetapi kau menjadi fokus utama di kedua bola mata ini
Ketika kau mulai sadar
Dan aku menghindar
Kau berlari di belakangku
Dan aku bermaksud untuk menjauh darimu
Karena aku tak bisa jatuh ke dalam rasa yang dulu pernah ada
Namun kau terlalu menghindar terlalu jauh
Sehingga aku haus
Dan kini aku terjebak untuk lewati hari yang sepi

Jumat, 01 Juni 2012

Berjanji

Nanti,
Ketika kita dipertemukan kembali
Berjanjilah "Kita punya masa disini"
Esok,
Jika engkau melihatku lagi
Tolong pergi dan kita sama-sama berputar mencari arah mimpi
Kemarin,
Saat kau ada disini dan terpincang
Aku tak sanggup melihat
Karena aku yang telah hancurkan semua mimpimu
Sekarang,
Berjanjilah,
Bukan untuk siapa-siapa
Tapi ini untuk kita
Agar kelak kita bisa berdiri tanpa ada ygharus bersedih

Kamis, 31 Mei 2012

atas

Ketika anda sedang terbaring
Dan anda melihat ke atas langit
"Sungguh tinggi dan aku tak akan sampai"

Selasa, 22 Mei 2012

sebuah cerita

Langkah yang jauh dengan tangan kosong

Berbuai senyum dan angan
Kaki telanjang menginjak jalanan
Membawa sebongkah mimpi yang kudambakan
Aku hadir disini sebagai pengelana khayalan
Tak apa aku berteman dengan hujan
Hidup di tengah kelelahan
Asal semua mimpi bisa kuwujudkan
Demi semua doa yang selalu ibu panjatkan
Dari semua tetes air mata kesedihan
Saat adik-adik tak mampu berjalan

Aku hadir untuk menggali ilmu
Dimulai dari bintang kecil yang meninabobokanku
Hingga akhirnya aku terbangun dari lelapku
Mentari,
Inilah sebuah kisah seorang manusia penggembara jalanan batu

Dosa

Tahukah kamu?
Malam ini aku menangis
Aku tersiksa atas semua jejak yang telah ku ukir
Aku merindukan klise yang dulu kurangkai
Aku merasa ternodai oleh jejak ini
Hatiku benar-benar sesak
Aku ingin berteriak bahwa aku salah
Aku cukup tersiksa dengan rindu ini
Yang aku bayangkan hanyalah potret maya
Tapi memang kamu tak tahu
Karena kamulah Dosaku

Aku Rapuh

Ketika aku terbangun dan kusadar sukmaku tertinggal di dalam mimpi
Aku rapuh
Ketika aku sadar bahwa nafas di dunia ini semakin menyempit
Aku rapuh
Inilah hidup yang Ayah dan Ibu dongengkan
Dan aku rapuh sekarang
Namun lebih tepatnya aku mayat yang bernafas di dunia ini

Ayah,
Tak tahukah aku rindu akan sosokmu?
Akan hati yang teguh
Aku tak bisa menjadi itu
Dan aku rapuh sekarang!
Ibu,
Inilah tempatku mengadu
Di depan kain putih nan suci
Air mata ini membatu
Karena buah hatimu rapuh sekarang

Tuhan,
Aku rapuh karena aku merasa jauh dari asama-Mu
Apa bisa aku kembali ke jalan-Mu?
Dan bersedih dengan lantuan doaku

Jumat, 11 Mei 2012

Patahan sayap

Wahai kau yang baik hatinya,

Hai, apa kabarmu? Sudah lama kita tidak bertemu apalagi untuk bertegur sapa denganmu aku tidak sanggup. Ternyata lama juga waktu yang aku ulur untuk menulis dan menjelaskan tentang bagaimana dan apakah yang telah terjadi. Mari kumulai satu persatu menjelaskan semuanya.

Aku adalah hati yang naif dengan mimpi-mimpi tingggi, namun menemukanmu pertama kali entah mengapa sangat tidak menyenangkan bagiku karena kau begitu tinggi buatku tak percaya dan meragukan perilakumu saat itu. Namun takdir merangkul pertemuan yang mendekatkan aku dan dirimu dan pada awalnya aku tidak yakin bahwa kamu akan mendekatiku yang naif ini. Tidak perlu lama untuk mengenalmu dan memang kau adalah seseorang yang amat baik untuk membuatku canggung karena segan. Namun aku tak cukup menyangka bahwa kau akan memberanikan diri untuk mengungkapkan apa perasaan yang kau miliki dan sungguh saat itu hanya perasaan segan yang kumiliki tanpa ada perasaan lain yang tumbuh dihati. Pernyataan darimu pun tidak berjalan begitu lancar karena perasaan lain harus terungkap dan membuatku harus menyakitimu untuk pertama kali, aku pikir kau akan mundur namun pikiranku salah. Kau maju dengan keraguanku dan itu yang membuka langkah awal untuk kita berjalan dalam kisah lain.

Selama jalan yang kita ukir, aku cukup menyadari bahwa aku bukanlah seseorang yang siap untuk berjalan denganmu. Kita hanya bertengkar satu kali dan hanya itu, pertentangan tentang mimpi tinggi yang ku bangun serta apa yang kau yakini saat ini dan hari itu masih teringat jelas di kepalaku. Hari itu, membuatku terus berpikir bahwa aku yang begitu egois dan ingin berjalan sendiri dengan mimpiku, tidak menyukai dirimu yang ku anggap mudah untuk menggapai apa yang menjadi kurangku. Aku pun tidak mampu memberi 'perhatian' yang kau harapkan karena aku tahu hari ini bahwa saat itu aku tidak mengerti dan tidak sanggup menyayangi. Sayangnya aku pun tidak menyukai kau yang menunjukan kelemahanmu bahkan aku pun tahu bahwa untuk beberapa waktu kau merekayasa sesuatu untuk mengharapkan apa yang kau inginkan namun sekali lagi, aku tahu dan sengaja ingin menyakitimu. Namun, kau begitu baik dan santun, kau yang selalu menyanjung keluargaku, mengerti bagaimana mereka dan mengingatkan selalu tentang mereka membuat sebuah perasaan mengalir. Kau, yang sanggup mengimbangi pemikiranku, diskusiku, dan perbincanganku membuat aku begitu nyaman untuk berbincang banyak denganmu. Begitulah, aku memiliki pro kontra tentang dirimu.

Sayangnya, aku melakukan sebuah kecurangan dan kau mengetahui itu namun kau hanya diam dan mencoba pura-pura tidak memahami segalanya. Padahal itu adalah upayaku untuk menjauhimu dan tahukah? Aku lama membangun rencana untuk berpisah denganmu, aku tahu, aku begitu jahat saat itu karena disamping lain aku pun membenci diriku yang kadang mencemburuimu. Dan, tibalah saat aku benar-benar memutuskan segalanya dan kurasa kau pun tahu itu dan akupun menangis, sungguh saat itu aku sangat bersedih dan mungkin aku akan menyesal. Esoknya pun kau yang baik itu membawakan bunga untukku, dan tahukah itu begitu menyayat hatiku karena aku tahu aku masih memiliki perasaan untukmu namun aku begitu naif karena aku tahu kau merekayasa beberapa hal karena aku bukanlah yang tepat untukmu. Aku pun sadar aku tidak boleh menghadapimu dan aku membiarkanmu menunggu untuk waktu yang sangat lama bukan? Maafkan aku.

Sejak itulah aku tahu bahwa kau memiliki perasaan yang sungguh-sungguh kepada diriku dan aku begitu membenci diriku yang membuatmu merekayasa beberapa hal. Sayangnya, untuk tidak disukai lagi olehmu adalah sama halnya untuk dibenci dirimu, dan tahukah apa yang aku lakukan? Aku harus menjadi seseorang jahat, seseorang yang tidak mampu kamu kenal lagi dan aku yang saat itu benar-benar merubah diriku dan ya, aku benar-benar menyesali itu. Aku melakukan segalanya untuk menjadi seseorang yang berbeda hanya untuk dibenci dirimu, dan disaat kau menatapku dengan tatapan kecewa tahukah kau? Harusnya aku senang, namun sayangnya aku marah dan membenci diriku sendiri dan aku begitu naif untuk mengatakan bahwa aku ternyata memiliki perasaan kepadamu. Namun aku yang naif ini tidak mengerti bagaimana harusnya aku bertindak sehingga aku malah menjadi untuk melanjutkan langkahku untuk dibenci olehmu. Ya, aku amat sangat menyesal. Saat ini, aku hanya mengandai-andai apa yang terjadi jika dari awal aku tidak menerimamu untuk berjalan bersama. Aku pikir itu akan lebih baik.

Dulu, aku pikir bahwa beberapa tahun kemudian segala hal akan menjadi sembuh dan kembali kepada awalnya dan disaat itu aku akan berjalan kepadamu untuk memberitahukan segalanya dengan jelas tanpa naif yang dulu dan akan mampu menetralisir segalanya. Namun, nyatanya aku salah. Kamu sudah dengan duniamu, dengan aku yang pernah menyakitimu dan dia berada di sampingmu. Seseorang yang dulu aku sengaja biarkan ia disampingmu untuk mengobatimu yang terluka oleh diriku. Aku tidak tahu, apakah sampai saat ini kau tidak mampu mengenalku namun sayangnya aku belum bisa menjelaskan dan meminta maaf dengan baik kepadamu. Sayang sekali bukan? Aku pun masih merasa salah akan banyak hal, yang membuatku enggan mengingat masa-masa itu. Aku hanya mampu menjelaskan lewat tulisan ini, aku hanya ingin kau tahu bahwa memang aku menyesali tentangmu yang baik hatinya kepadaku.

Selamat atas kebahagiaanmu saat ini, semoga kau selalu bahagia dengannya dan maafkan aku yang pernah merubah diriku hanya untuk dibenci olehmu. Selamat mendarat, seseorang yang pernah menjadi patahan sayapku.

Selasa, 08 Mei 2012

Ki-Ta

Aku dan kamu
Khayalak air dan api tak bisa bersatu
Dan ku utarakan rasa kesalkan pada angin
Angin selalu meniupmu jauh dari kehidupanku
Kamu dan aku
Seperti partikel yang angkuh untuk dipersatukan
Kisah yang terlalu berbeda
Sorotan kedua bola mata yang tak sama
Hingga kita hanya terbentuk atas diferensasi
Kita tak satu
Kita itu dua
Kita bukan angka nol
Namun pecahan yang tak berbilang
Karena
Aku dan kamu
Sama seperti Kamu dan Aku
Hidup dan mati
Atau mati dan hidup

Seperti 'Kata Ayah'

Kata ayah
Lakuku harus tegar
Agar aku tetap bertahan meski aku tercampakan
Kata ayah aku harus hadapi
Karena aku telah terlatih untuk menyelsaikan ini
Kata ayah
Aku harus tinggalkan ini
Namun ini terlalu sulit
Karena bahagiaku terletak disini
Tepat didentuman nadi
Aku terus berlari dari tepian langit nan tinggi
Menjauhi sabana ataupun gurun pasir
Karena aku suka itu
Bukan artinya aku tak patuhi
Namun kali ini egoku tak terkendali
Ayah bisakah kau pahami?
Bahwa putri kecilmu
Ingin dilihat saat dia terjatuh dan mencoba terbangun lagi