Disuatu hari dalam masa yang sangat panjang ada
sebuah Planet yang benama “Venus”. Venus adalah pujaan dari semua planet, dia
adalah dewi di Bimasakti ini. Yupiter sangat mencintai Venus tetapi Venus tidak
pernah mencintai Yupiter walaupun dia adalah dewa di Bimasakti. Venus yang
cantik hanya memuja satu bintang yaitu “Sirius”. Ya, dia adalah bintang yang
paling bersinar dibandingkan semua bintang. Tetapi Venus hanya bisa berharap
dan dia tahu bahwa itu tidak akan menjadi sebuah kenyataan.
“Aku
hanya memuja Sirius. Dia adalah bintangku. Andaikan suatu hari ada sebuah
keajaiban yang mempertemukan kita berdua dalam orbit yang sama.”
Orbit
Venus dan Sirius sangatlah berbeda jauh. Jarak yang ada diantara mereka adalah
3.600 juta tahun cahaya dan orbit tidak akan bisa berubah, itulah kententuan
dari langit ini. Tidak ada satu pun planet yang bisa menakhlukan hati Venus.
Dia telah dibutakan oleh cintanya kepada bintang yang paling terang itu.
“Mengapa
engkau sangat memuja Sirius?” Ucap Saturnus.
“Dia
sangatlah indah, cahaya biru yang mengelilinginya membuat siapa pun akan tunduk
kepadanya. Tidak peduli langit ingin berkata apa tetapi aku benar-benar telah
jatuh ke tangan Sirius.” Venus berbicara dengan penuh harap.
“Engkau
seharusnya bisa menyadari bahwa semua itu hanyalah khayalan yang tidak akan
bisa dikabulkan oleh langit. Ingat! Orbit kita sangatlah jauh. Aku hanya tidak
ingin engkau terlalu lama bermimpi, Venus.”
“Aku
yakin suatu saat nanti keajaiban akan datang dan mendekatkan aku dengan Sirius.
Aku akan berotasi dan berevolusi dengannya.”
Keteguhan
mimpi Venus untuk tetap memuja Sirius tetap berlanjut. Semua meteoroid di
Bimasakti sangat gentar membicarakan mimpi Sang Dewi Pujaan, mereka sangat
simpati sekali karena langit tidak akan pernah berubah dan Venus tidak akan
bisa mendekati Sirius. Saat pertama kali Venus diciptakan, dia sudah menjadi
sebuah cahaya di Bimasakti dan merupakan bagian inti dari Tata Surya ini. Sang
Surya pun sangat menyayangi Venus dan itulah hal yang tidak pernah Venus
ketahui. Mata dan hati dia telah tertutupi oleh pujiaannya kepada Sirius.
Inilah hal yang sangat disayangkan oleh langit, mimpi telah membuat dia
benar-benar buta dan tuli.
Mars
sempat mendengar pembicaraan langit yang ditegurkan kepada Venus. Dia berusaha
membantu Venus untuk mencapai Sirius walaupun rencana yang ia usulkan bisa
membahayakan keberadaan Venus.
“Venus,
apakah engkau ingin mencapai Sirius?”
“Ya,
aku sangat ingin bersamanya.” Venus hanya memandangi pujaannya tanpa melihat
kepada Mars.
“Aku
mempunyai cara agar engkau bisa mencapai bintang pujaanmu itu” Mars berkata
dengan sangat pelan karena ia takut meteoroid akan mendengarnya.
“Hah?
Cepat katakana kepadaku! Apa yang harus aku lakukan untuk mencapai Sirius?”
Venus benar-benar sangat penasaran mendengar perkatan Mars.
“Suatu
saat nanti langit akan menjadi gila dan disaat langit menjadi gila engkau harus
mendekati lubang hitam.”
“Apa?
Tapi bukankah yang masuk ke dalam lubang hitam itu akan menjadi hancur dan tak
akan kembali lagi kesini?”
“Semua
pendapat itu masih janggal. Aku mendengar berita ini dari langit, bahwa siapa
saja yang mendekati lubang hitam akan terbawa ke dimensi lain dimana ia ingin
berada, aku pun sedikit bimbang.”
“Baiklah
aku akan mencoba itu.” Venus tidak memikirkan hal itu beberapa kali karena
cinta telah membutakannya dan menjadikan ia mengambil tindakan yang sangat
gegabah.
“Tapi
aku takut jika pendapat lain benar, bahwa siapa saja yang mendekati lubang
hitam ia akan musnah dan tidak akan kembali lagi.” Mars sangat menakutkan hal
tersebut walaupun Venus bukan teman baiknya tetapi jika jagad raya ini tidak
beraturan pasti langit akan sangat marah.
“Tidak.
Aku sidah sangat yakin untuk mengambil keputusan ini.” Venus sangat kokoh akan
pendiriannya.
Waktu
pun berlalu dengan begitu lambat dan Venus masih menunggu masa dimana langit
akan menjadi gila. Ya, mimpinya sangat benar-benar telah menjadi racun dalam
nebulanya. Venus sangat sabar menantikan masa-masa dimana ia akan bertemu
dengan Sirius, semua mimpi gilanya itu membuat hati ia begitu kokoh dan sangat
susah untuk luntur.
Berjuata-juta
tahun telah berlalu, namun Venus masih sabar untuk menantikan keajaiban itu
terjadi. Setiap waktu matanya tidak akan luput dari pujaannya, dan setiap waktu
selalu hal itulah yang sering ia lakukan. Sang Surya sering memperhatikan Venus
dari jauh, intensitas cahaya yang selalu diberikan oleh Sang Surya tetap tidak
bisa menganggu pandangannya itu.
“Andai
suatu hari dia bisa melihat terus kearahku.” Sang Surya hanya bisa mengucapkan
itu di dalam hatinya.
Tiab-tiba
disaat gerhana matahari terjadi, semua orbit menjadi pecah. Meteoroid saling
bertabrakan dan membuat ledakan yang sangat dahsyat. Inilah saat-saat yang
sangat dinantikan Venus walaupun ia sangat kaget akan situasi ini karena Bimasakti
sangat tidak beraturan tetapi niat Venus sudah bulat untuk meninggalkan
orbitnya.
“Selamat
tinggal semuanya. Aku akan tinggal bersama mimpiku”
Venus
mendekatkan orbitnya kepada lubang hitam, sehingga semua partikel yang ada di
dalam Venus menjadi terpecah dan terbentuklah ia menjadi sebuah nebula.Ini sama
halnya waktu pertama kali ia diciptakan tetapi bedanya untuk sekarang ia akan
hidup di orbit yang lain dengan Sirius yang akan selalu ada didekatnya.Ternyata
yang dikatakan oleh Mars adalah benar, bahwa Venus hidup dilangit yang lain dan
inilah yang disebut “Kelahiran kedua”.
Saat
pertama Venus terbentuk, Sirius hanya memandanginya dan mencoba bertanya-tanya
mengapa tiba-tiba bintang cantik ini terbentuk. Sirius sangat terpesona akan
sosok Venus walaupun ia baru terbentuk dari nebulanya saja tetapi kecantikan
yang dipancarkan oleh aura sang dewi ini sangatlah memikat hati Sirius. Venus
belum bisa berbicara apa-apa karena ia masih berbentuk nebula tetapi intensitas
cahaya yang dimiliki bintang biru ini sangatlah panas sehingga mempercepat
rotasi Sang Dewi.
“Sirius
…” Venus sangat terpana dengan rasa tidak percaya bahwa mimpinya telah menjadi
sebuah kenyataan.
“Siapakah
engkau?” Sirius menyembunyikan rasa kagumnya kepada Sang Dewi.
“Aku
adalah Venus, aku datang dengan orbit baru untuk mendekatimu, Sirius.”
“Untuk
mendekatiku? Aku adalah bintang terbesar di jagad raya ini, sangat mulia sekali
tindakanmu untuk datang dengan orbitmu hanya untuk ada di dekatku.”
“Sudah
lama sekali aku menantikan hal ini. Aku hanya ingin di dekatmu dan memandangmu
dari dekat dengan orbit yang aku punya sekarang.”
Venus
benar-benar masih tidak percaya dengan semua hal yang telah terjadi. Sang Dewi
benar-benar telah dibutakan oleh rasa cintanya. Ia tidak pernah sadar bahwa di
langit sana sangat banyak yang kehilangan dan ia telah mengingkari garis hidup
yang diberikan oleh Sang Pencipta.
Sirius
benar-benar terpesona oleh sosok Venus karena ia sangat berbeda dari yang
lainnya. Walaupun Venus sangatlah kecil tetapi kecantikan dan auranya telah
memikat hati sanga pujaan hatinya. Tidak ada yang menjadi sebuah halangan
diantara hati mereka berdua karena impian Venus telah tercapai. Walaupun tanpa
ia sadari bagian didalam dirinya bisa hancur jiak orbitnya berdekatakan dengan
Sirius. Cinta benar-benar tumbuh dihati Sang Dewi dan pujaannya.
Selang masa berlalu
mereka sangatlah dekat dan bahkan hati mereka berdua sangatlah terikat. Suatu
waktu Sirius menanyakan hal yang membuat Venus sangat bingung dan tidak tahu
harus bagaiaman untuk menanggapinya.
“Venus,
apakah aku boleh menyentuhmu?”
“Untuk
apa? Aku tidak bisa terlalu dekat denganmu karena aku masih siap jika harus
berotasi lebih cepat lagi.” Venus sangat kebingungan mendengar hal itu terucap
dari mulut Sirius karena di Bimasakti ini belum pernah ada yang berani
menyentuh Sang Dewi.
“Aku
hanya ingin lebih dekat denganmu, Venus”
“Tapi
aku takut, Sirius. Belum pernah ada yang berani untuk menyentuhku selama ini.”
“Dan
aku akan menjadi orang pertama yang menyentuhmu Venus. Bukankah aku adalah
bintang pujaanmu dan engkau sampai berkorban untuk ada di orbit baru. Lantas
apakah engkau menolak untuk lebih dekat denganku?” Sirius masih merayu Venus
untuk tetap berada di dekatnya. Sirius benar-benar tergoda oleh sosok Venus
padahal dia mengetahui jika Venus berada didekatnya maka partikel-partikel di
dalam Venus akan hancur bahkan bisa saja Sang Dewi hancur dalam seketika.
“Tidak
adakah cara lain? Bagiku merasakan birunya cahaya darimu itu sudah cukup untuk
mendekatkan kita.” Venus benar-benar tidak pernah memikirkan bahwa hal ini akan
terjadi.
“Ayolah,
hanya ini satu-satunya cara untuk mendekatkan kita berdua”
“Maaf
Sirius tapi kali ini aku akan menolak ajakanmu.” Venus benar-benar tidak siap
menerima ajakan Sirius entah mengapa hatinya sangat menolak untuk mendekati
Sirius walaupun Venus belum tahu bahwa dirinya akan hancur jika berada sangat
dekat dengan Sirius.
“Jika
engkau tidak ingin berada sangat dekat denganku, biarkanlah aku memberikan
intensitas cahaya yang lebih besar kepadamu, apakah engkau mengizinkannya?”
Sirius benar-benar tidak ingin kalah dari Venus.
“Hmm
… Baiklah tapi hanya itu saja kan? Tidak aka nada lebih daripada itu.”
Venus
sebenarnya sangat tidak siap untuk menerima semua cahaya yang diberikan oleh
Sirius karena cahaya yang diberikan seperti biasa pun sangat membuat aura Venus
memanas tapi ia sangat takut jika menolak ajakan Sirius. Venus benar-benar
takut akan kehilangan bintang pujaannya ini padahal dia tidak sadar bahwa dia
adalah dewi tercantik dan merupakan pujaan setiap dewa. Sirius pun memberikan
Venus intensitas cahaya yang sangat besar dari biasanya sehingga Venus
benar-benar merasa akan meledak sekarang tetapi ia harus menahan semua ini agar
tidak menyinggung perasaan Sirius. Tetapi Venus benar-benar tidak bisa menahan
panas yang terus ia rasakan.
“Cukup
Sirius!” Venus benar-benar kesakitan.
“Mengapa?”
“Aku
benar-benar merasa ingin meledak.” Venus benar-benar ingin menangis karena ia
takut dirinya akan hancur dan tiada.
“Mungkin
itu hanya firasat engkau.” Sirius berbohong kepada Venus padahal ia mengetahui
hal yang sebenarnya.
“Tidak!
Sudah hentikan.” Venus benar-benar sangat gugup dan sedikit menjauh dari
Sirius.
“Ya
sudah jika itu maumu!” Sirius pun memperkecil intensitas cahayanya.
Sirius
sangat merasa marah karena selama ini Venus selalu menuruti apa maunya. Sampai
pada suatu waktu, kekecewaan besar pun terjadi. Semua pengorbanan yang
dilakukan Venus selama ini hanyalah membuahkan hasil yang sia-sia. Ternyata
dengan mengikari takdir semua ini akan sia-sia. Sirius ternyata adalah pasangan
dari Vega. Venus baru mengetahui hal ini dari sebuah meteoroid yang membisikan
kepadanya bahwa Sirius selama ini hanya membuat ia sebagai pelampiasan karena
Vega sangat jarang untuk berdekatan orbit dengannya. Betapa kecewanya hati
Venus. Dia telah salah langkah untuk mengambil sebuah keputusan. Penantian,
mimpi dan pengorbanan hanya terbayar oleh pengkhianatan dan rasa sakit yang
luar biasa. Sang Dewi benar-benar memutuskan untuk tidak bercahaya lagi dan
meredupkan semua auranya karena betapa berat kenyataan yang telah terjadi. Dia
sangat menyesali telah merelakan dirinya hingga hamper meledak dan bahkan
hamper terbakar habis. Venus benar-benar hancur, ia berotasi sangat cepat dan
melihat kesekitarnya dimana ia dulu berasal. Dia benar-benar ingin kembali
kesana.
“Seharusnya
aku tahu dari awal bahwa aku hanyalah sebuah planet dan dia adalah sebuah
bintang. Tidak mungkin kita saling berpasangan! Aku terlalu bodoh untuk selalu
mendambakannya dan hampir meledak karena mendekatinya. Aku ingin kembali ke
orbitku yang dulu!” Sang Dewi menangis dan sangat menyesal atas tindakan
gegabahnya itu. Dia harap bisa pergi jauh dan mengingkari orbitnya seperti
dahulu saat ia terlahir kembali disini.
Sirius
ternyata tidak memperdulikan Venus, ia malah sedang mengitari orbitnya bersama
Vega. Ya, semua memiliki pasangannya masing-masing tanpa terkecuali Venus yang
telah banyak dirugikan oleh pujaan hatinya. Kekecewaan Venus tidak bisa
menyadarkan pengkhianatan yang telah Sirius lakukan. Sedangkan Venus sekarang
hanya bisa berharap agar kembali kepada orbitnya yang semula. Tiba-tiba
keajaiban pun datang menghampiri Sang Dewi yang sedang menangis itu. Langit
benar-benar menempatkan dia kembali ke orbitnya yang dahulu. Betapa tidak
percayanya Venus bahwa dia kembali ke tempat diamna ia pertama diciptakan.
“Akhirnya
aku kembali, aku benar-benar tidak akan bertindak gegabah lagi. Terima kasih
langit.” Venus benar-benar senang dan sangat bersyukur sekali.
“Engkau
seharusnya berterimakasih kepada Sang Surya karena dialah yang meminta engkau
untuk kembali ke orbitmu yang semula. Jangan pernah mengingkari semua garis
hidupmu lagi, Venus. Masih beruntung engkau mempunyai bintang yang sangat
menyayangimu di galaksi ini.” Langit berbicara kepada Venus.
Venus
benar-benar tidak percaya bahwa Sang Surya lah yang meminta agar dirinya
kembali padahal pengkhianatan benar telah dilakukan oleh Venus kepada Sang
Surya. Akhirnya Venus mengerti bahwa yang selama ini benar-benar mencintai
dirinya adalah Sang Surya. Venus pun baru menyadari bahwa selama ini yang
memberikan dia kehangatan adalah Sang Surya. Inilah akhir kisah dari Bimasakti
dimana semua ketentuan telah diciptakan dan tidak ada yang bisa mengingkarinya.
Venus tetap kembali kepada orbitnya yang semula dan melupakan bintang pujaannya
itu, yang dia sadari sekarang bahwa dia adalah Sang Dewi yang harus tetap hidup
diorbitnya dan setia berotasi serta berevolusi dengan Sang Surya.
Karya : Yuniasari Megandini
(cerita ini saya persembahkan untuk bintang biru yang jauh dari bimasakti ini sekarang)