Laman

Kamis, 05 Desember 2013

Satu Dua dirimu

Selamat datang dilembaran hidupku yang kesekian kalinya
Kali ini namamu bernaung di halaman hidupku lagi
Oh ya, sampai dimana dirimu waktu itu?
Apa benar kamu satu dua dengan fikiranku?
Ah, itu sedikit membuatku tersipu malu
Bolehkah aku mendeskripsikan dirimu?
Semoga Tuhan mengehembuskan halaman ini padamu
Kamu adalah bintang yang aku lihat dari dulu
Sangat jauh jaraknya dariku
Namun aku selalu mencarimu dari dalam rumahku
Mencoba meraih cahayamu dipojok kamar tidurku
Saat kita saling memandang lalu aku menunduk
Senyumanmu itu semangat bagi yang melihat
Ikhlas dan selalu ceria
Walau aku terkadang cemburu karena aku tak mampu
Ya, aku tidak mampu hadir di dalam lembaran hidupmu
Bahkan sepertinya aku tidak kau tulis dalam sedikit sel di otakmu
Ganjilnya tahun telah aku lewati tanpa cahayamu
Bahkan gelinya lagi
Setiap orang-orang sedang ribut membicarakan tulang rusuknya
Yang terlintas adalah namamu walaupun aku tidak terlalu memikirkannya
Tetapi namamu itu terus terlintas dan akhirnya membuat sedikit fikiran yang aku cegah lagi
Dan itulah dirimu yang aku kagumi dan masih membuatku tersipu bahkan bisu
Yang dekat-dekat ini aku tahu bahwa kau menemukan senyumanmu yang entah siapa dirinya
Wajar saja karena kamu tidak pernah mencoba mendekati halaman hidupku
Kamu yang selalu aku harapkan satu dua dengan hatiku :)

Rabu, 06 November 2013

Aku salah dan menyesal

Aku mulai menulis kembali dengan lembaran papyrus yang baru
"Mengapa sesal ini masih ada?"
Aku akui itu semua kebodohanku yang luar biasa
Tapi aku berjanji untuk tidak mengulangnya
Kini aku hidup diambang dosa besar dan penyesalan
Apa bisa noda terhapus?
Tuhan ... Sembah sujud dengan air mata telah kulakukan
Tapi sesal dan takut ini masih membekas
"Apa yang harus aku lakukan?"
Kini aku hidup dalam ribuan bayang-bayang sesal yang semu
Tapi tetap aku coba untuk berjalan
Melangkahkan kakiku dihamparan sajadah
Menundukan kepala karena sesal ini tidak hilang
Semua dosa itu bagai terukir diatas batu besar
Lalu aku menangis dihadapan-Mu
Bersujud meminta ampunan-Mu
Aku berjanji pada-Mu
Tolong hapuskan dosaku

Jumat, 16 Agustus 2013

Satudua



Hari ini aku teringat dua tahun lamanya
Sudah tua juga rupanya ingatanku ini
Sekedar membahas kamu yang lewat di layar mataku
Sekedar tersipu dengan satu atau dua ingatan yang aku punya
Sekedar mengkhayal jika dulu dan jika sekarang
Rupanya sudah tua juga umur penasaranku sekarang
Apa kamu pernah berpikir seperti yang aku pikirkan tentangmu?
Rasa teka-teki  masalalu yang tidaklah usai
Kamu memang pemilik senyuman manis yang selalu aku lihat dulu
Potret yang kamu punya pun tidak berbeda dengan aslinya
Baiklah kita mulai kisahnya,
Kisah ini dimulai disaat dia, mereka, temanmu berbicara tentangmu
Mereka terus membicarakan tentang seseorang yang cukup asing
Sampai kata asing itu menjadi bersahabat di kedua telingaku
Dan kamu tidaklah sering lalu lalang di depan mataku
Hanya dengan ketidaksengajaan melihatmu, mata ini bisa mengintip sebentar
Matamu selalu membuat pandanganku tiba-tiba tertunduk
Ya, kamu memang selalu buat aku kagum dengan satu dua kalimatmu
Selalu tepat dan bijak
Dan kamu memang tepat orangnya
Tapi waktu itu kadang datang dengan ketidaksengajaan juga
Aku baru sadar disaat seseorang berada disampingku
Dan kamu berada di depan mataku, sedikit jauh
Posisi yang aku miliki salah untukmu
Sedikit mendengar cerita tentang aku darimu lewat perantara
Satu dua detik dihatiku timbul percikan kembang api yang indah
Tapi dulu tidaklah tepat
Mungkin sekarang masih begitu adanya, hanya sedikit yang berubah
Hanya aku disatu jalur sendirian
Satu dua kali aku sadar bahwa yang dari dulu aku coba tengok adalah dirimu
Tapi memang aku tidak bisa bergerak
Yang selalu aku lakukan adalah melihatmu dari jauh lalu tersenyum
Tidak sengaja berpas-pasan denganmu lalu menunduk
Berbicara denganmu pun aku sering menunduk
Menyimpan milyaran penasaran diotakku
Tapi tidak pernah sedikitpun aku coba untuk tunjukan
Tidak ada yang tahu kamu dimataku kecuali Tuhan
Satu dua hatiku selalu bertanya “Apa mungkin aku mencintai seseorang yang tidak pernah berbicara denganku?”
Ya seperti kamu
Pemilik rasa penasaranku malam ini
Satu dua aku tersenyum lagi
Semoga saja kamu satu dua pikiran denganku


Ditulis pada delapan limabelas tigabelas

Selasa, 30 Juli 2013

Mengulang-Terulang

Hari ini tepatnya sudah sembilan puluh sembilan lamanya aku menunggu
Hampir empat bulan purnama aku lewati
Dan masih tidak ada diferensasi antara 'Kamu' dan 'Aku'
Semua masih sama,
Sekitar halaman yang kupunya masih dipenuhi daun-daun yang berguguran
Satu persatu,
Helai perhelai,
Daun itu jatuh menghitung ketiadaanmu disini
Rumput tidak lagi menghijau
Pagar yang aku permak pun kini sudah berkarat
Lalu tuan-tuan lainnya sedang silih berganti untuk menggantikan keberadaanmu
Hah ... Dimana kamu?
Aku sudah genap berpindah tanah
Sekali lagi kau pergi dan datang bak haluan angin musim dingin
Keluh kesahku masih kututup rapat-rapat di brankas otakku
Tapi lama-lama aku merasa jenuh
Tanah ini sudah mengering tanpa air setetes pun
 Jangan biarkan aku mengulang Tuan
Bisakah kau keluarkan aku dari pondok ini?
Lalu kau biarkan aku berlari mencari tempat lainnya
Atau kau lebih memilih untuk mengerti dan kembali untuk membawa musim semi?
Kembalilah Tuan
Walau singkat tapi beri jawaban

Senin, 29 Juli 2013

Bintang



Bintang itu selalu indah
Anugerah Tuhan yang paling terindah
Berkilauan dan menghiasi pekatnya sang malam
Membuka tangga imajinasi untuk mimpiku
Dan saat aku terlelap aku akan tetap tersenyum
Mengingat jagad raya yang begitu indah
Tuhan,
Betapa besar kau beri aku anugrah untuk masih hidup di dunia ini
Mentap dengan kedua bola mata di wajahku
Menyaksikan jutaan ciptaan-Mu yang begitu menakjubkan
Bintang itu salah satunya,
Yang selalu kudambakan dari kecil
Dan tak akan pernah berubah
Aku suka bintang itu Tuhan

Minggu, 28 Juli 2013

Masih sama saja

Hari ini masih sama seperti kemarin
Tak ada dua dan tak ada beda
Antara yang ada di depan mata atau yang tidak terlihat sekarang
Aku pun masih sama seperti kemarin
Berbekalkan luka yang dalam
Bahkan sudah sembilan puluh sembilan lamanya aku menanti
Namun tidak kabar dari cakrawala
Kemana dunia alfabet itu?
Yang dulu ajarkan aku bicara
Hingga kini aku adanya
Hanya ada kisah yang meninggalkan dan yang ditinggalkan
Hidup,
Beroleskan kepahitannya di dalamnya
Dan masih sama semua mimpiku
Mengingat tentangmu dan masa lalu
Suram,
Andai kamu tiada?
Kapan pula aku dapat penawarnya
Masih sama,
Aku masih ingin membunuh dirimu dengan teror hatiku
Dan masih sama juga,
Ternyata kamu tidak mampu hilang dalam buku usangku

Sabtu, 27 Juli 2013

Gejolak

Sedikit aku memahami tentang hidup
Dan hari ini tepatnya sudah satu tahun lebih dalam bulan aku dapat mengenalmu
Ternyata masih tidak cukup waktu untuk berkenalan
Tegur sapa pun aku rasa sudah percuma
Aku hanya bisa tersentak melihat layar media ini berkali-kali
Ternyata masih saja sama
Aku kira dulu kamu bisa berubah
Ternyata apel yang menjadi busuk pun tak sudi kau makan
Padahal kau sendiri yang membiarkannya lama dalam ruang terbuka
Kekecewaan memanglah sangat dalam
Hingga tidak ada perasaan senang dan tenang
Bayang-bayang hitam tentangmu yang selalu nampak dan luapkan api amarahku
Ternyata kata orang memang benar
"Kesalahan yang dilakukan berulang kali akan naik pangkat menjadi sebuah kebiasaan"
Tinggal tunggu jadi semua upayaku
Tinggal kau lihat saja nanti
Alam akan melimpahkan gejolak apiku kepadamu

Minggu, 23 Juni 2013

Kisah Bimasakti: Venus dan Sirius



Disuatu hari dalam masa yang sangat panjang ada sebuah Planet yang benama “Venus”. Venus adalah pujaan dari semua planet, dia adalah dewi di Bimasakti ini. Yupiter sangat mencintai Venus tetapi Venus tidak pernah mencintai Yupiter walaupun dia adalah dewa di Bimasakti. Venus yang cantik hanya memuja satu bintang yaitu “Sirius”. Ya, dia adalah bintang yang paling bersinar dibandingkan semua bintang. Tetapi Venus hanya bisa berharap dan dia tahu bahwa itu tidak akan menjadi sebuah kenyataan.
            “Aku hanya memuja Sirius. Dia adalah bintangku. Andaikan suatu hari ada sebuah keajaiban yang mempertemukan kita berdua dalam orbit yang sama.”
            Orbit Venus dan Sirius sangatlah berbeda jauh. Jarak yang ada diantara mereka adalah 3.600 juta tahun cahaya dan orbit tidak akan bisa berubah, itulah kententuan dari langit ini. Tidak ada satu pun planet yang bisa menakhlukan hati Venus. Dia telah dibutakan oleh cintanya kepada bintang yang paling terang itu.
            “Mengapa engkau sangat memuja Sirius?” Ucap Saturnus.
            “Dia sangatlah indah, cahaya biru yang mengelilinginya membuat siapa pun akan tunduk kepadanya. Tidak peduli langit ingin berkata apa tetapi aku benar-benar telah jatuh ke tangan Sirius.” Venus berbicara dengan penuh harap.
            “Engkau seharusnya bisa menyadari bahwa semua itu hanyalah khayalan yang tidak akan bisa dikabulkan oleh langit. Ingat! Orbit kita sangatlah jauh. Aku hanya tidak ingin engkau terlalu lama bermimpi, Venus.”
            “Aku yakin suatu saat nanti keajaiban akan datang dan mendekatkan aku dengan Sirius. Aku akan berotasi dan berevolusi dengannya.”
            Keteguhan mimpi Venus untuk tetap memuja Sirius tetap berlanjut. Semua meteoroid di Bimasakti sangat gentar membicarakan mimpi Sang Dewi Pujaan, mereka sangat simpati sekali karena langit tidak akan pernah berubah dan Venus tidak akan bisa mendekati Sirius. Saat pertama kali Venus diciptakan, dia sudah menjadi sebuah cahaya di Bimasakti dan merupakan bagian inti dari Tata Surya ini. Sang Surya pun sangat menyayangi Venus dan itulah hal yang tidak pernah Venus ketahui. Mata dan hati dia telah tertutupi oleh pujiaannya kepada Sirius. Inilah hal yang sangat disayangkan oleh langit, mimpi telah membuat dia benar-benar buta dan tuli.
            Mars sempat mendengar pembicaraan langit yang ditegurkan kepada Venus. Dia berusaha membantu Venus untuk mencapai Sirius walaupun rencana yang ia usulkan bisa membahayakan keberadaan Venus.
            “Venus, apakah engkau ingin mencapai Sirius?”
            “Ya, aku sangat ingin bersamanya.” Venus hanya memandangi pujaannya tanpa melihat kepada Mars.
            “Aku mempunyai cara agar engkau bisa mencapai bintang pujaanmu itu” Mars berkata dengan sangat pelan karena ia takut meteoroid akan mendengarnya.
            “Hah? Cepat katakana kepadaku! Apa yang harus aku lakukan untuk mencapai Sirius?” Venus benar-benar sangat penasaran mendengar perkatan Mars.
            “Suatu saat nanti langit akan menjadi gila dan disaat langit menjadi gila engkau harus mendekati lubang hitam.”
            “Apa? Tapi bukankah yang masuk ke dalam lubang hitam itu akan menjadi hancur dan tak akan kembali lagi kesini?”
            “Semua pendapat itu masih janggal. Aku mendengar berita ini dari langit, bahwa siapa saja yang mendekati lubang hitam akan terbawa ke dimensi lain dimana ia ingin berada, aku pun sedikit bimbang.”
            “Baiklah aku akan mencoba itu.” Venus tidak memikirkan hal itu beberapa kali karena cinta telah membutakannya dan menjadikan ia mengambil tindakan yang sangat gegabah.
            “Tapi aku takut jika pendapat lain benar, bahwa siapa saja yang mendekati lubang hitam ia akan musnah dan tidak akan kembali lagi.” Mars sangat menakutkan hal tersebut walaupun Venus bukan teman baiknya tetapi jika jagad raya ini tidak beraturan pasti langit akan sangat marah.
            “Tidak. Aku sidah sangat yakin untuk mengambil keputusan ini.” Venus sangat kokoh akan pendiriannya.
            Waktu pun berlalu dengan begitu lambat dan Venus masih menunggu masa dimana langit akan menjadi gila. Ya, mimpinya sangat benar-benar telah menjadi racun dalam nebulanya. Venus sangat sabar menantikan masa-masa dimana ia akan bertemu dengan Sirius, semua mimpi gilanya itu membuat hati ia begitu kokoh dan sangat susah untuk luntur.
            Berjuata-juta tahun telah berlalu, namun Venus masih sabar untuk menantikan keajaiban itu terjadi. Setiap waktu matanya tidak akan luput dari pujaannya, dan setiap waktu selalu hal itulah yang sering ia lakukan. Sang Surya sering memperhatikan Venus dari jauh, intensitas cahaya yang selalu diberikan oleh Sang Surya tetap tidak bisa menganggu pandangannya itu.
            “Andai suatu hari dia bisa melihat terus kearahku.” Sang Surya hanya bisa mengucapkan itu di dalam hatinya.
            Tiab-tiba disaat gerhana matahari terjadi, semua orbit menjadi pecah. Meteoroid saling bertabrakan dan membuat ledakan yang sangat dahsyat. Inilah saat-saat yang sangat dinantikan Venus walaupun ia sangat kaget akan situasi ini karena Bimasakti sangat tidak beraturan tetapi niat Venus sudah bulat untuk meninggalkan orbitnya.
            “Selamat tinggal semuanya. Aku akan tinggal bersama mimpiku”
            Venus mendekatkan orbitnya kepada lubang hitam, sehingga semua partikel yang ada di dalam Venus menjadi terpecah dan terbentuklah ia menjadi sebuah nebula.Ini sama halnya waktu pertama kali ia diciptakan tetapi bedanya untuk sekarang ia akan hidup di orbit yang lain dengan Sirius yang akan selalu ada didekatnya.Ternyata yang dikatakan oleh Mars adalah benar, bahwa Venus hidup dilangit yang lain dan inilah yang disebut “Kelahiran kedua”.
            Saat pertama Venus terbentuk, Sirius hanya memandanginya dan mencoba bertanya-tanya mengapa tiba-tiba bintang cantik ini terbentuk. Sirius sangat terpesona akan sosok Venus walaupun ia baru terbentuk dari nebulanya saja tetapi kecantikan yang dipancarkan oleh aura sang dewi ini sangatlah memikat hati Sirius. Venus belum bisa berbicara apa-apa karena ia masih berbentuk nebula tetapi intensitas cahaya yang dimiliki bintang biru ini sangatlah panas sehingga mempercepat rotasi Sang Dewi.
            “Sirius …” Venus sangat terpana dengan rasa tidak percaya bahwa mimpinya telah menjadi sebuah kenyataan.
            “Siapakah engkau?” Sirius menyembunyikan rasa kagumnya kepada Sang Dewi.
            “Aku adalah Venus, aku datang dengan orbit baru untuk mendekatimu, Sirius.”
            “Untuk mendekatiku? Aku adalah bintang terbesar di jagad raya ini, sangat mulia sekali tindakanmu untuk datang dengan orbitmu hanya untuk ada di dekatku.”
            “Sudah lama sekali aku menantikan hal ini. Aku hanya ingin di dekatmu dan memandangmu dari dekat dengan orbit yang aku punya sekarang.”
            Venus benar-benar masih tidak percaya dengan semua hal yang telah terjadi. Sang Dewi benar-benar telah dibutakan oleh rasa cintanya. Ia tidak pernah sadar bahwa di langit sana sangat banyak yang kehilangan dan ia telah mengingkari garis hidup yang diberikan oleh Sang Pencipta.
            Sirius benar-benar terpesona oleh sosok Venus karena ia sangat berbeda dari yang lainnya. Walaupun Venus sangatlah kecil tetapi kecantikan dan auranya telah memikat hati sanga pujaan hatinya. Tidak ada yang menjadi sebuah halangan diantara hati mereka berdua karena impian Venus telah tercapai. Walaupun tanpa ia sadari bagian didalam dirinya bisa hancur jiak orbitnya berdekatakan dengan Sirius. Cinta benar-benar tumbuh dihati Sang Dewi dan pujaannya.
Selang masa berlalu mereka sangatlah dekat dan bahkan hati mereka berdua sangatlah terikat. Suatu waktu Sirius menanyakan hal yang membuat Venus sangat bingung dan tidak tahu harus bagaiaman untuk menanggapinya.
            “Venus, apakah aku boleh menyentuhmu?”
            “Untuk apa? Aku tidak bisa terlalu dekat denganmu karena aku masih siap jika harus berotasi lebih cepat lagi.” Venus sangat kebingungan mendengar hal itu terucap dari mulut Sirius karena di Bimasakti ini belum pernah ada yang berani menyentuh Sang Dewi.
            “Aku hanya ingin lebih dekat denganmu, Venus”
            “Tapi aku takut, Sirius. Belum pernah ada yang berani untuk menyentuhku selama ini.”
            “Dan aku akan menjadi orang pertama yang menyentuhmu Venus. Bukankah aku adalah bintang pujaanmu dan engkau sampai berkorban untuk ada di orbit baru. Lantas apakah engkau menolak untuk lebih dekat denganku?” Sirius masih merayu Venus untuk tetap berada di dekatnya. Sirius benar-benar tergoda oleh sosok Venus padahal dia mengetahui jika Venus berada didekatnya maka partikel-partikel di dalam Venus akan hancur bahkan bisa saja Sang Dewi hancur dalam seketika.
            “Tidak adakah cara lain? Bagiku merasakan birunya cahaya darimu itu sudah cukup untuk mendekatkan kita.” Venus benar-benar tidak pernah memikirkan bahwa hal ini akan terjadi.
            “Ayolah, hanya ini satu-satunya cara untuk mendekatkan kita berdua”
            “Maaf Sirius tapi kali ini aku akan menolak ajakanmu.” Venus benar-benar tidak siap menerima ajakan Sirius entah mengapa hatinya sangat menolak untuk mendekati Sirius walaupun Venus belum tahu bahwa dirinya akan hancur jika berada sangat dekat dengan Sirius.
            “Jika engkau tidak ingin berada sangat dekat denganku, biarkanlah aku memberikan intensitas cahaya yang lebih besar kepadamu, apakah engkau mengizinkannya?” Sirius benar-benar tidak ingin kalah dari Venus.
            “Hmm … Baiklah tapi hanya itu saja kan? Tidak aka nada lebih daripada itu.”
            Venus sebenarnya sangat tidak siap untuk menerima semua cahaya yang diberikan oleh Sirius karena cahaya yang diberikan seperti biasa pun sangat membuat aura Venus memanas tapi ia sangat takut jika menolak ajakan Sirius. Venus benar-benar takut akan kehilangan bintang pujaannya ini padahal dia tidak sadar bahwa dia adalah dewi tercantik dan merupakan pujaan setiap dewa. Sirius pun memberikan Venus intensitas cahaya yang sangat besar dari biasanya sehingga Venus benar-benar merasa akan meledak sekarang tetapi ia harus menahan semua ini agar tidak menyinggung perasaan Sirius. Tetapi Venus benar-benar tidak bisa menahan panas yang terus ia rasakan.
            “Cukup Sirius!” Venus benar-benar kesakitan.
            “Mengapa?”
            “Aku benar-benar merasa ingin meledak.” Venus benar-benar ingin menangis karena ia takut dirinya akan hancur dan tiada.
            “Mungkin itu hanya firasat engkau.” Sirius berbohong kepada Venus padahal ia mengetahui hal yang sebenarnya.
            “Tidak! Sudah hentikan.” Venus benar-benar sangat gugup dan sedikit menjauh dari Sirius.
            “Ya sudah jika itu maumu!” Sirius pun memperkecil intensitas cahayanya.
            Sirius sangat merasa marah karena selama ini Venus selalu menuruti apa maunya. Sampai pada suatu waktu, kekecewaan besar pun terjadi. Semua pengorbanan yang dilakukan Venus selama ini hanyalah membuahkan hasil yang sia-sia. Ternyata dengan mengikari takdir semua ini akan sia-sia. Sirius ternyata adalah pasangan dari Vega. Venus baru mengetahui hal ini dari sebuah meteoroid yang membisikan kepadanya bahwa Sirius selama ini hanya membuat ia sebagai pelampiasan karena Vega sangat jarang untuk berdekatan orbit dengannya. Betapa kecewanya hati Venus. Dia telah salah langkah untuk mengambil sebuah keputusan. Penantian, mimpi dan pengorbanan hanya terbayar oleh pengkhianatan dan rasa sakit yang luar biasa. Sang Dewi benar-benar memutuskan untuk tidak bercahaya lagi dan meredupkan semua auranya karena betapa berat kenyataan yang telah terjadi. Dia sangat menyesali telah merelakan dirinya hingga hamper meledak dan bahkan hamper terbakar habis. Venus benar-benar hancur, ia berotasi sangat cepat dan melihat kesekitarnya dimana ia dulu berasal. Dia benar-benar ingin kembali kesana.
            “Seharusnya aku tahu dari awal bahwa aku hanyalah sebuah planet dan dia adalah sebuah bintang. Tidak mungkin kita saling berpasangan! Aku terlalu bodoh untuk selalu mendambakannya dan hampir meledak karena mendekatinya. Aku ingin kembali ke orbitku yang dulu!” Sang Dewi menangis dan sangat menyesal atas tindakan gegabahnya itu. Dia harap bisa pergi jauh dan mengingkari orbitnya seperti dahulu saat ia terlahir kembali disini.
            Sirius ternyata tidak memperdulikan Venus, ia malah sedang mengitari orbitnya bersama Vega. Ya, semua memiliki pasangannya masing-masing tanpa terkecuali Venus yang telah banyak dirugikan oleh pujaan hatinya. Kekecewaan Venus tidak bisa menyadarkan pengkhianatan yang telah Sirius lakukan. Sedangkan Venus sekarang hanya bisa berharap agar kembali kepada orbitnya yang semula. Tiba-tiba keajaiban pun datang menghampiri Sang Dewi yang sedang menangis itu. Langit benar-benar menempatkan dia kembali ke orbitnya yang dahulu. Betapa tidak percayanya Venus bahwa dia kembali ke tempat diamna ia pertama diciptakan.
            “Akhirnya aku kembali, aku benar-benar tidak akan bertindak gegabah lagi. Terima kasih langit.” Venus benar-benar senang dan sangat bersyukur sekali.
            “Engkau seharusnya berterimakasih kepada Sang Surya karena dialah yang meminta engkau untuk kembali ke orbitmu yang semula. Jangan pernah mengingkari semua garis hidupmu lagi, Venus. Masih beruntung engkau mempunyai bintang yang sangat menyayangimu di galaksi ini.” Langit berbicara kepada Venus.
            Venus benar-benar tidak percaya bahwa Sang Surya lah yang meminta agar dirinya kembali padahal pengkhianatan benar telah dilakukan oleh Venus kepada Sang Surya. Akhirnya Venus mengerti bahwa yang selama ini benar-benar mencintai dirinya adalah Sang Surya. Venus pun baru menyadari bahwa selama ini yang memberikan dia kehangatan adalah Sang Surya. Inilah akhir kisah dari Bimasakti dimana semua ketentuan telah diciptakan dan tidak ada yang bisa mengingkarinya. Venus tetap kembali kepada orbitnya yang semula dan melupakan bintang pujaannya itu, yang dia sadari sekarang bahwa dia adalah Sang Dewi yang harus tetap hidup diorbitnya dan setia berotasi serta berevolusi dengan Sang Surya.


Karya : Yuniasari Megandini
(cerita ini saya persembahkan untuk bintang biru yang jauh dari bimasakti ini sekarang)