Laman

Rabu, 18 Juli 2012

Pesan untuk Adik

Menangislah sayang
Saat Ibu kita tak kunjung datang
Disudut kota kita menanti
Berbaur tirai mentari
Kita terlalu lama menanti disini
Menahan dahaga,
Ratusan detik,
Hingga ajal menanti
Tapi Ibu tak kunjung datang
Kita tetap bermain angan
Adik,
Bisakah kita terima fakta?
Ini bukan fiksi
Lihatlah dilangit itu
Ibu tersenyum
Namun bukan dipersimpangan jalan itu
Kibaran bendera kuning semu
Berserai tirai kelabu
Ibu telah pergi bagai kertas dilahap abu
Adik,
Kakak juga dipetik tangis
Kita tinggal dua di dunia ini
Tuhan telah memanggil Ibu pergi

Aku kembali Ayah

Lihatlah ayah,
Ini buah hatimu yang sudah bisa berjalan
Betapa keras hidup yang kuinjak dengan kaki telanjang
Tapi berbekalkan perisai hati
Aku bisa berdiri sampai disini

Sekarang aku kembali kepangkuanmu ayah
Tanpa air mata yang kau perlihatkan kepadaku
Sungguh matamu begitu kuat untuk menahan bah air mata
Tak kala masalah membumbui rasa di hidup kita
Kau menyuruhku berjalan walau aku terpincang-pincang
Aku tahu betapa kerasnya hidup yang engkau jalani
Hingga kau menjadikanku potret yang kuat
Dan kini aku kembali

Aku berbekalkan semua bintang yang kau titipkan
Aku kembali di gubuk yang dulu kita tempati
Tapi betapa haru suasana kini
Mengingat aku kembali saat engkau menghirup nafas terakhir kali
"Tak boleh menangis!"
Itulah bisikan asap kenangan ketika kita bersama
Aku takkan menangis dihadapan ragamu
Bah air mata ini aku kubur dalam hati
Kukecup keningmu untuk terakhir kali
Kuharap Tuhan menggenggammu di nirwananya
Dan kini buah hatimu sebatang kara
Di dunia yang berbakar bola api
Dan Ayah telah pergi

Aku akan menanti

Hatiku tak selalu bertepi
Hingga malam mengucap ''sunyi''
Mereka pun mengakui bahwa hampa ruang ini
Layak jemari yang tak bertulang
Rapuh,
Tak berdaya,
Itu terjadi saat kau pergi
Ilusiku merajai
Aku takut tertusuk dalam penantian nanti
Tak berdaya saat mataku haus akan hadirmu
Dan telingaku lemah mencari alunan syahdu yang terucap darimu
Esok hari atau lusa
Harapanku tak berganti
Terpaut oleh hadirmu yang harus kembali
Disisiku,
Ditidurku,
Bahkan disetiap kedipan mataku,
Aku mohon jangan jadikan sebuah perangai
Kembalilah jika angin mengantarmu kesini
Karena ''aku menantimu disini''

Dunia ini tak seperti Dunia itu

Apakah ini suatu jalan?
Dikala langkahku tersipu malu
Dan wajahku enggan tunjukan rautnya
Aku tak mengerti dan harus berakhir
Karena beribu jalan tak membentangkan mimpiku
Tapi harus aku sendiri yang tunjukan dimana langitku

Langit kita berbeda kawan
kau punya ribuan jalan tapi itu bukan jalanku
Bukan suatu perasaan yang tentukan jalan
Bukan cinta, sayang atau suka
Tapi hati dan fikiran kita yang tentukan maunya
Biarkan mereka berkesinambungan

Akhiri kawan,
Jangan bawa aku ke langitmu
Karena aku tak suka itu
Putihnya langitmu tetap saja bukan langitku
Biarkan aku kesana dan tuntun janlanku sendiri

Sampai disini kawan,
Kututurkan suratan hati dan fikiranku lewat goresan tinta ini
Kuharap kau memahami
Bahwa kita tak mungkin berjalan
Karena langitmu, mimpimu, dan jalanmu bukan seperti aku
Tapi kita telah tentukan masing-masing
Sejak kita terlahir dan mulai memilih jalan kita sendiri
Begitupun aku dan dirimu kawan

Janji untuk Ayah

Ketika aku mulai berjalan sendiri
Dan bisa kutengok ke belakang
''Hai nak ini ayahmu''
Ya, aku masih ingat itu
Ketika aku belajar naik sepeda roda dua
Dan ayah memaksaku untuk mengendarai sendiri
Aku terjatuh
Tapi ayah bersikukuh bahwa aku bisa

Ingatkah?
Ketika aku lelah karena nilaiku nol
Ayah memukulku karena aku menangis
Kata ayah aku harus tegar

Itu Ayah saat muda
Kini ayah sudah renta
Dan ingatkah janjiku ayah?
Aku akan ada disampingmu seperti saat kau disampingku
Seperti saat dahulu
Janjiku padamu
Bahwa aku harus bisa tegar walaupun kau akan di panggil Tuhan nanti
Seperti semua janji yg aku punya untukmu ayah

langit

Dilautan sudah terbentang khayal kita
Lebih indah jika dihiasi mega putih warnanya
Indah bukan?
Ketika aku temukan tempatku
dan kamu temukan tempatmu
Kita sudah sepakat kawan
Bahwa kita akan sama2 membangun sayap demi mencapai langit
Walau terpisahkan oleh poros dunia
Namun kawan, kini aku tak kecewa
Karena kau telah menggapai langitmu sendiri
Dan aku telah temukan langitku sendiri

Ketika Malam Bertanya

Andai kau tahu
Di detik ini aku menyanyikan lagu untukmu
Kukirimkan sejuta maafku
Untuk membayar sebagian dosaku
Kudengar dari reruntuhan angin itu
Bahwa kau masih ada disni
Walau tak utuh
Aku mengerti,
Aku paham,
Namun ini akan lebih baik jika aku bisu dan diam
Karena aku tak mau berjalan ke arahmu
Sungguh pilu jika harus merangkai dan menghapusnya lagi
Kau tak akan tahu aku
karena kau memandangku kelabu

Tak Ada

Kamu datang ditemani salju yg aku impikan
Lalu kau tawarkan aku oksigen untuk bernafas
Membuat hatiku berdebar
Layak detik dalam jarum jam
Kamu datang dengan wewangian
Sebagai hipnotis agar aku ada
Sangat sulit kuingkari bahwa detakan ini semakin terasa
Namun saat kau mulai menemani
Diantara tiga musim yg telah berganti
Tahukah kamu?
Ternyata detakan itu tak ada lagi
Entah mengapa
Saat kulihat kau pergi dengan sejuta angin
Tak kurasa perih
Mungkin aku bodoh
Bahwa rasa itu hanya tipuan semata
Yang sejujurnya hatiku tak berdetak
Yang sejujurnya hatiku hampa
Yang sebenarnya rasa itu tak ada
Yang sebenarnya kau hanya fatamorgana

Jika

Jika suatu saat kau bisa pinang aku disaat sang waktu mengizinkan
Aku pasti akan berkata ''Ya''
Jika suatu saat kau bisa menungguku untuk penantian yg lama
Aku pasti akan menunggu lebih lama darimu
Jika hatimu tulus dan hanya untukku
Aku pasti akan lebih tulus dan lebih mencintaimu
Jika engkau bisa menjagaku
Aku pasti takut kehilanganmu
Jika engkau sadar sebenarnya aku yg mencintaimu
Aku tak tahu siratan apa yg kau rasakan
Jika engkau sadar bahwa aku memandangmu
Aku tak tahu apa kau akan mencintaimu
Jika engkau tahu bahwa aku sangat berharap
Aku tak tahu apa kau akan pergi begitu saja
Jika esok, nanti dan seterusnya kau masih disini
Aku tak tahu apa kita masih bisa sedekat ini
Jika dan jika kita dipertemukan nanti
Aku tak yakin apa kau menjadikan aku sebagai debu atau mutiara di hatimu

Berlari

Hari ini aku masih berlari
Aku berlomba meraih mimpi
Dengan burung-burung yg terbang tinggi
Entah,
Aku merasa rapuh saat terjatuh
Namun selalu kucoba untuk berdiri
Dan jangan coba untuk menangis
Karena tangisan itu membuat aku terlarut
Sehingga aku berada jauh dari mimpiku
Tak ada yg melarang tentang khayalan anak kecil
Masa depan yg selalu didambakan bagai mendapatkan permen lolipop
Manis tanpa pahit
Aku masih berlari
Esok ataupun nanti
Langkahku selalu geli
Untuk berlari dan bermimpi

Bukan untuk Aku

Harus kuingkari
Karena kau tak pantas aku miliki
Kamu terlalu indah
Jika harus dimiliki oleh orang semacam diriku ini
Jalanmu begitu lurus
Dan kau berlari di depan mataku
Aku juga berlari
Namun tak secepat dirimu
Kita berdua sama-sama tersenyum
Namun senyumanmu bukan untuk diriku
Dan lebih baik aku tersenyum untuk diriku sendiri
Agar aku tak menghalangimu
Biar aku hindari rasa ini
Walau angin sukar dipahami

Begini adanya

Selalu kusapa angin
Walau angin sukar tuk dipahami
Dan aku tak akan selemah ini
Jika aku terus berlari
Namun aku tak bisa berlari
Aku ingin berjalan dengan sedikit langkah
Karena bintang menahanku disini
Aku ingin hidup dalam udara
Agar terbang semua pararel imajiku
Senyuman ini,
Bukan hanya sekedar senyuman untuk hatiku
Tapi untuk senyuman dikala kusapa bintang
Untuk sapaan dikala aku terjatuh
Kini aku hadir
Dengan lembaran baru menyambut kisahku