Laman

Sabtu, 17 Mei 2014

Untuk bisu yang harus terucap

Kertas usang kini telah berdebu
Malam ini pun masih berselimut kabut dengan dentingan waktu yang memengaruhiku
Akan ku coba untuk menulis bait demi bait lagi tentangmu
Semoga ini dapat menebus semua bisuku

Masih pada detik yang sama
Dan aku masih tidak dapat beranjak dari sini
Kulihat kamu mencoba mengitari sekelilingku
"Ah, mengapa terasa sesak?"
Gerakmu membuatku sulit bernafas
Tapi nafasmu terlihat begitu panjang
Apakah ini adil menurutmu?
Tangis yang selalu jatuh ke dalam
Kini hatiku tak sanggup membendungnya
Rasanya bendungan ini akan pecah dengan sendirinya
Tumpahlah semua membanjiri dataran tempatku melihat
Bisakah kita bicara tentang perasaan dan rasa lelah?
Ya, rasa lelah...
Lelahku kini telah berada di ujung jurang
Akankah kau tenggelamkan untuk menjadi trauma?
Atau malah kau tarik rasanya lalu kau dekap dan hapuskan semua lelah itu?
Apa kau bisa?
Aku kira semua tak akan berjalan lama
Maafkan aku yang tak sanggup mengunci rasa di dalam hati ini
Tapi aku benar-benar tidak dapat menyanggupinya lagi
Yang kau perjuangkan sekarang adalah hadirku
Harusnya kamu mengambil hatiku lalu simpan di memorimu
Tapi apa masih sempat?
Aku rasa semua terlambat karena aku lelah
Tak cukup satu untuk mengisi ruang hampa
Lalu kau ulang lagi takdir yang dulu pernah kualami kepada yang lainnya
Apa kau tak merasakan jera?
Aku sakit merasakan jera untuk kesekian kali
Biar Tuhan saja yang tunjukan jalan-Nya
Dan mimpiku selalu buruk tentangmu yang mungkin sebuah pertanda
Maafkan atas ketidakmampuanku
Maafkan atas doaku yang meminta Tuhan untuk menjauhkan kita
Maafkan atas doaku
Maafkan atas jeraku
Maafkan perasaanku atasmu

Subang, 17 Mei 2014
10:08 pm
Untuk bisu yang harus terucap

Tidak ada komentar:

Posting Komentar